GURU BIASA MEMBERITAHUKAN, GURU BAIK MENJELASKAN, GURU ULUNG MEMPERAGAKAN, GURU HEBAT MENGILHAMI

Jumat, 07 Februari 2014

UNTUK TEMAN TEMAN MGMP MATEMATIKA LAMPUNG TENGAH JIKA INGIN BERBAGAI PENGETAHUAN SILAHKAN BUAT SITUS KEMUDIAN KITA LINK KAN DI BLOG INI
UNTUK ITU JIKA SUDAH MEMPUNYAI SITUS DAPAT DI SMS ALAMAT SITUSNYA KE KETUA MGMP .

Senin, 14 November 2011

http://zahrotussaniyah.blogspot.com/2011/06/administrasi-guru-sertifikasi.html?zx=b04c03b81ef5482c

Administrasi Guru Sertifikasi

Ada beberapa administrasi pembelajaran yang harus disiapkan oleh guru. Apalagi tuntutan menjadi guru profesiaonal di Bantul, setiap guru harus memiliki perangkat administrasi berikut.

Silabus
Kalender Akademik
Program Tahunan
Program Semester
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP )
Rencana Program Pelaksanaan Harian
Buku Pelaksanaan Harian
Presensi Siswa
Daftar Catatan Hambatan Belajar siswa
Daftar Buku Pegangan Guru dan Siswa
Analisis Ketuntasan Mininal
Kisi-kisi Soal
Soal-soal Ulangan Harian
Buku Informasi Penilaian
Analisis Butir Soal
Analisis Hasil Ulangan Siswa
Program Pelaksanaan Perbaikan
Program Pelaksanaan Pengayaan
Daftar Pengembalian hasil Ulangan Siswa
Buku Ulangan Bergilir
Daftar Nilai siswa
Buku laporan Penilaian Akhlaq Mulia dan kepribadian Siswa
Buku Tugas Berstruktur
Buku Tugas Mandiri

Selain 24 ( duapuluh empat ) macam administrasi di atas, untuk keperluan visitasi sertifikasi di Kabupaten Bantul Propinsi DIY masih diperlukan 3 administrasi tambahan yang perlu dipersiapkan, yakni :

Surat Keputusan Pembagian Tugas dari Sekolah
Buku Kemajuan Kelas yang sudah diisi setiap kali kita melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar
Jadwal Mengajar

Administrasi yang dipersiapkan memang sangat banyak. Maka wajarlah kalau seorang guru dituntut untuk menguasai teknologi atau komputer untuk memudahkan kerja. Begitu khan ?

Sabtu, 04 Juni 2011

LOMBA KREATIFITAS ILMIAH GURU

Lomba Kreativitas Ilmiah Guru (LKIG) Ke-19 Tahun 2011

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) bekerjasama dengan AJB Bumiputera 1912 akan menyelenggarakan Lomba Kreativitas Ilmiah Guru (LKIG) Ke-19 Tahun 2011. LKIG adalah ajang lomba kreativitas bagi guru dalam upaya pengembangan proses pembelajaran guna mempermudah pemahaman ilmu pengetahuan bagi para peserta didik.

TINGKAT DAN BIDANG LOMBA
* Guru SD/sederajat: umum (salah satu pelajaran)
* Guru SMP/sederajat dan SMA/sederajat: 2 Bidang yaitu Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan(IPSK) dan Bidang Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, dan Teknologi (MIPATEK)
RANGKAIAN KEGIATAN
18 Agustus 2011 : Registrasi Peserta
19 Agustus 2011 : Presentasi Finalis
20 Agustus 2011 : Audiensi dan Malam Penganugerahan Pemenang
21 Agustus 2011 : Kepulangan Peserta
HADIAH
Piala dan Piagam Penghargaan dari LIPI dan Uang Tunai dari AJB Bumiputera 1912
Hadiah I : Rp 12.000.000,-
Hadiah II : Rp 10.000.000,-
Hadiah III : Rp 8.000.000,-
PERSYARATAN
1. Peserta adalah guru yang mengajar pada lembaga pendidikan formal.
2. Belum pernah menjadi pemenang LKIG dalam kurun waktu dua tahun terakhir.
3. Sistematika Penulisan : Abstrak, Pendahuluan, Metodologi, Isi/Pembahasan, Kesimpulan dan Daftar Pustaka.
4. Menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar, diketik HVS A4, berjarak 1½ spasi dengan jenis huruf Arial ukuran 11.
5. Karya ilmiah harus asli (bukan jiplakan/plagiat) dan belum pernah/sedang diikutsertakan dalam lomba sejenis tingkat nasional.
6. Jumlah halaman karya ilmiah maksimal 25 halaman (termasuk sketsa/gambar/foto).
7. Melampirkan rekomendasi Kepala Sekolah dan Daftar Riwayat Hidup serta mencantumkan alamat dan nomor telepon/fax kantor/rumah/HP yang mudah dihubungi.
8. Karya ilmiah sebanyak 4 eksemplar (1 asli, 3 fotokopi) dan softcopy (CD) diterima panitia paling lambat tanggal 13 Agustus 2011.
9. Pada pojok kiri atas sampul ditulis tingkat dan bidang lomba yang diikuti.
10. Warna sampul karya ilmiah : SD (merah), SMP Bidang IPSK (kuning), SMP Bidang MIPATEK (biru), SMA Bidang IPSK (hijau), SMA Bidang MIPATEK (oranye).
11. Karya ilmiah dan alat peraga yang diperlombakan menjadi milik panitia.
12. Keputusan Dewan Juri tidak dapat diganggu gugat.

Informasi lebih lanjut:
Panitia LKIG ke-19 2011
Biro Kerjasama dan Pemasyarakatan IPTEK LIPI
Sasana Widya Sarwono Lt.V
Jl. Jend Gatot Subroto 10
Jakarta Selatan 12710
Telepon 021-52920839/021-5225711 Psw.273,274, dan 276
Fax. 021-52920839/021-5251834

http://www.lipi.go.id

Senin, 28 Maret 2011

RENUNGAN

MENJADI GURU TRANSFORMASIONAL:
DIUBAH ATAU BERUBAH

Tak Peduli Berapa Jauh Jalan Salah Anda Jalani, Putar Arah Sekarang Juga.

(Manajemen Perubahan dalam buku Change karya Renald Kasali, Ph.D).

Melihat kutipan di atas, mungkin rekan-rekan pembaca dan pengunjung blog ini akan berpikir: Apa yang perlu diubah dari seorang guru (matematika)? Uraian berikut, semoga membuka hati pembaca, khususnya Bapak/Ibu Guru untuk merenunginya.
Banyak di kalangan guru saat ini sudah sangat menikmati posisinya masing-masing pada
comfort zone. Zona kenyamanan: kenaikan pangkat yang mudah, gaji rutin, waktu mengajar yang relatif ringan, bebas audit kinerja yang rumit dan zona kenyamanan lain yang saat ini banyak diirikan orang (profesi) lain. Geliat guru dari ”tidur panjang” baru nampak ketika pemerintah mulai mengimplementasikan UU Guru dan Dosen tentang Sertifikasi, dengan harapan dapat meningkatkan profesionalisme guru. Ya ”SERTIFIKASI” dan ”PROFESIONALISME GURU”.
Dua topik tersebut yang sekarang menjadi bahan perbincangan di manapun berada baik oleh guru maupun bukan guru. Tetapi saya melihat nampaknya kata ”SERTIFIKASI” ini sekarang tak ubahnya ”pundi-pundi emas” yang selalu diimpi-impikan hampir seluruh guru di Indonesia. Saya katakan ”hampir” tidak ”semua”, karena masih ada sebagian kecil guru (termasuk saya) yang ”skeptis” terhadap harapan yang mengikutinya yaitu ”PROFESIONALISME GURU”.
Harapan dan tujuan pemerintah melakukan serifikasi untuk menjadikan guru yang ”profesional, bermartabat, sejahtera dan terlindungi’ adalah tujuan yang sangat mulia dan merupakan ’’angin surga” bagi guru. Sayangnya dalam mencapai tujuan tersebut kadang tidak diimbangi guru dengan upaya-upaya yang ’profesional dan elegan’ untuk mendapatkan predikat guru yang profesional. Banyak kecurangan yang terjadi di lapangan dilakukan oleh guru asal segera mendapatkan predikat ”LOLOS SERTIFIKASI” (seperti yang pernah saya posting dalam blog Dr. Marsigit).
Sebagai guru, kadang terusik nurani saya, melihat betapa banyaknya guru di sekitar kita yang meskipun telah lolos sertifikasi tapi
mindset-nya kayak lagunya Dian Pisesha yang sering saya nyanyikan waktu saya SD dulu alias ”AKU MASIH SEPERTI YANG DULU”. Banyak guru hanya memikirkan makna sejahtera (uang/tambahan penghasilan) bagi diri sendiri, yang penting dapat tunjangan tanpa berusaha mengimbanginya dengan usaha-usaha untuk mentransformasi dirinya ke arah profesional. Secara sepihak saya juga tidak menyalahkan guru tersebut, ataukah sistem yang selama ini sangat ”memanjakan” guru dan model sertifikasi (Portofolio) yang salah sehingga tidak membuat guru ”bangun” dari ”comfort zone”, tetapi hanya ”menggeliat” dan ”tidur lagi”. Rasanya semuanya tergantung penilaian diri masing-masing dan kembali pada nurani kita sebagai guru.
Lewat kutipan saya dari bukunya Rhenald Kasali di atas, saya berharap dan mengajak kepada pengunjung blog ini dan khususnya rekan-rekan guru Peserta Sertifikasi Jalur Pendidikan Matematika UNY 2008, marilah jangan kita sia-siakan kesempatan yang kita dapatkan ini dan senantiasa kita perlu ”mengupgrade diri”, sehingga kita selalu adaptif terhadap perubahan. Seperti kutipan Charles Darwin (Rhenald Kasali, 2006: 17) bahwa ”bukan yang terkuat yang mampu berumur panjang melainkan yang paling adaptif”, yaitu mereka yang selalu menyesuikan diri terhadap perubahan. Meskipun konteks kalimat tersebut dalam perusahaan, menurut saya ini sangat relevan dengan profesi kita sebagai guru. Lantas mengapa guru harus berubah? Dan apa yang perlu kita ”upgrade”?.
Perubahan bisa terjadi setiap saat, dan merupakan proses yang dinamik serta tidak dapat dielakkan. Berubah berarti beranjak dari keadaan yang semula. Tanpa berubah tidak ada pertumbuhan dan tidak ada dorongan. Namun dengan berubah terjadi ketakutan, kebingungan dan kegembiraan. Guru pun demikian. Ketika guru dalam kondisi
comfort zone, kadang-kadang kenyamanan membuat guru menjadi malas. Dan mungkin itu yang terjadi selama ini.
Oleh karena itu, sekali lagi saya mengajak kepada semuanya. Marilah kita manfaatkan hidup ini dan mensyukuri apa yang telah Alloh anugerahkan kepada kita bahwa kita guru untuk selalu berbenah dan berubah ke arah lebih baik. Ibarat processor komputer sudah tidak compatible lagi kita rasanya saat ini menggunakan processor Pentium, jaman sudah berubah dan beban kerja juga bertambah. Sudah saatya kita memakai processor Core Duo atau bahkan Core 2 Duo.
Sudah saatnya mindset lama sebagai guru ”ngene wae mlaku” diubah. Menjadi guru yang selalu berusaha mensejahterakan diri dengan manjadi guru yang ”up to date”, selalu meng”upgrade” diri, menjadi guru yang pembelajar sehingga menjadi guru yang mampu menciptakan kehidupan yang lebih berguna dan bermakna bagi anak didik kita. Di mana salah satunya kita perlu menyesuaikan diri dengan perubahan dengan belajar dan terus belajar, karena perubahan hanya bisa terjadi bila ada kemampuan dan kemauan untuk belajar.
Semuanya kembali kepada hati nurani kita sebagai guru. Semoga tulisan ini bisa menginspirasi bapak/ibu guru yang lain.... Amin.
4 komentar

PREDIKSI ULANGAN KENAIKAN KELAS 8 SMT 2

BUKA DISINI

PERSIAAPAN SOAL MTK KELAS 8 SEMESTER 2

BUKA DISINI